aku bangga jadi anak indonesia

Minggu, 05 April 2015

BIOGRAFI SNOUCK HURGRONJE



BIOGRAFI CHRISTIAAN SNOUCK HURGRONJE
Lahir di Tholen, Oosterhout8 Februari 1857 – meninggal di Leiden26 Juni1936 pada umur 79 tahun) adalah orientalis Belanda. Seperti ayah, kakek, dan kakek buyutnya yang betah menjadi pendeta Protestan, Snouck pun sedari kecil sudah diarahkan pada bidang teologi. Tamat sekolah menengah, dia melanjutkan ke Universitas Leiden untuk mata kuliah Ilmu Teologi dan Sastra Arab1875. Lima tahun kemudian, dia tamat dengan predikat cum laude dengan disertasi Het Mekaansche Feest (Perayaan di Mekah). Tak cukup bangga dengan kemampuanbahasa Arabnya, Snouck kemudian melanjutkan pendidiklan ke Mekkah, 1884. Di Mekkah, keramahannya dan naluri intelektualnya membuat para ulama tak segan membimbingnya. Dan untuk kian merebut hati ulama Mekkah, Snouck memelukIslam dan berganti nama menjadi Abdul Ghaffar.
Gambar Christiaan Snouck Hurgronje (Abdul Ghafar)

Namun, pertemuan Snouck dengan Habib Abdurrahman Azh-Zhahir, seorang keturunan Arab yang pernah menjadi wakil pemerintahan Aceh, kemudian "dibeli" Belanda dan dikirim ke Mekkah, mengubah minatnya. Atas bantuan Zahir danKonsul Belanda di Jeddah JA. Kruyt, dia mulai mempelajari politik kolonial dan upaya untuk memenangi pertempuran di Aceh. Sayang, saran-saran Habib Zahir tak ditanggapi Gubernur Belanda di Nusantara. Karena kecewa, semua naskah penelitian itu Zahir serahkan pada Snouck yang saat itu, 1886, telah menjadi dosen di Leiden.
Snouck seperti mendapat durian runtuh. Naskah itu dia berikan pada kantor Menteri Daerah Jajahan Belanda. Snouck bahkan secara berani menawarkan diri sebagai tenaga ilmuwan yang akan dapat memberikan gambaran lebih lengkap tentang Aceh.
Peran-Perannya di Aceh
Dalam menjalankan politik tangan besi, salah seorang gubernur militer belanda di aceh yang bernama Van Hetusz, dalam selama berkuasa di tanah aceh selalu terjadi perang besar-besaran yang mulai memasuki periode banjir darah yang tak henti-hentinya.Politik tangan besi mulai di jalankan tidak ada kata damai dengan para pejuang dan tokoh-tokoh agama aceh.Pengancuran selalu di lancarka. Jenderal Van Hetusz adalah seorang jenderal yang kejam di mata masyarakat aceh khususnya masyarakat Gayo dan Alas. Selama melakukan peperangan melawan rakyat di aceh tepatnya gayo dan alas, Van Hetusz mendapatkan penasehat yang ulung, dia juga seorang teman lamanya yaitu Dr. Snouck Hurgronje, seorang ahli tentang islam, aceh dan tentang gayo. Snouck hurgronje langsung di angkatnya menjadi penasihat politiknya di aceh setelah Van Hetusz diangkat menjadi gubernur militer aceh.Keduanya adalah kawan lama, sejak masih duduk di bangku sekolah, snouck sekolah d HBS dan Van hetusz sekolah di kursus militer dan kemudian mereka bertemu lagi di den haag. Mereka mempunyai pendirian yang sama mengahadapi masalah perang aceh. Keduanya berpendapat bahwa perlawanan rakyat aceh baru dapat di tumpas apabila dilakukan politik tangan besi dan tanpa ampun dan tampa damai. Dalam medan perang aceh mereka duduk dalam satu pucuk pimpinan perang aceh, seorang sebagai gubernur militer, yang seorang sebagai penasehat politik, yang memasak, mengolah dan mengatur siasat perang.
Dr. Snouuck Hurgronje sendiri adalah salah seorang sarjana ahli tentang islam, Snouck Hurgronje lahir di Tholen, provinsi Oosterhout, 8 Februari 1857. Snouck melanjutkan pendidikan dalam bidang teologi. Namun sejak awal ia tertarik mempelajari Islam, dan menuntut ilmu tentang agama islam ke mekkah. Karena peraturan pemerintahan Arab yang melarang orang yang bukan beraga islam / non muslim untuk menetap di kota suci mekkah, dengan segala akal busuk nya Snouckmenggunakan nama samaran dengan memeluk Islam dan berganti nama menjadi Abdul Gaffar.Selama snouck hurgronje alias abdul gaffar berada di kota mekkah, snouck mempelajari bahasa arab dan ilmu pengetahuan tentang agama islam untuk memperdalam prngrtahuannya. Di kota mekkah dia mendapat kesempatan bertemu dengan jema'ah haji dari Indonesia, terutama jema'ah haji dari aceh. Dari para jema'ah haji ini snouck mendapat keterangan-keterangan yang penting tentang situasi perang di tanah aceh sendiri. Para jema'ah haji dari aceh ini tidak menaruh curiga sedikitpun terhadap hal-hal yang di tanyakan snouck mengenai tanah aceh, karena snouck menamakan dirinya abdul gaffar yang di sangka nya oleh orang-orang aceh tadi adalaah seorang muslim juga, tetapi ternyata dia adalah musuh yang sedang mempelajari agama islam di mekkah untuk menghancurkan solidnya masyarakat aceh dalam melakukan perlawanan terhadap pemerintahan colonial belanda di aceh.
Selanjutnya Snouck juga bertemu dengan Habib Abdurrahman sseorang keturunan Arab yang dulunya mendapat kepercayaan dari sultan aceh. Pada tanggal 25 Agustus 1878, Habib mengirimkan surat kepada komando militer belanda di lambaro yang menyampaikan keinginannya untuk menyerah kepada belanda. Dan belanda menyetujui penyerahan habib, dengan syrata yang di ajukan oleh habib yang meminta supaya dia dengan 400 orang family dan pengikutnya diberangkatkan ke mekkah dengan kapal perang belanda. Sebelum habib berangkat ke mekkah, dia sempat juga mengirim surat kepada pemimpin aceh untuk menyerah kepada belanda. Surat habib tidak mendapat respon yang baik dari para sultan dan tokoh-tokoh agama aceh dan akhirnya habib di cap sebagai penghianat oleh masyaarakat aceh.
Pertemuan snouck dengan habib Abdurrahman di kota mekkah sangat menguntungkan belanda yang berencana untuk mempelajari situasi perang di aceh. Karena snouck mendapat berita tentang kelemahan-kelemahan aceh langsung dari kaki tangan kesultanan aceh dan seorang yang pernah menjadi pelaku penting dalam perang aceh melawan pemerintahan kolonial belanda.
Karena baru setahun Dr. Snouck Hurgronje identitas asli nya mulai terbuka terkait dengan berita-berita dari dunia barat bahwa abdul gafar alias snouck hurgronje yang tujuan nya bukanlah untuk mempelajari agama islam di Mekkah, tetapi adalah seorang mata-mata belanda. Karena takutnya abdul gafar  dengan secepat mungkin keluar dan meninggalkan kota mekkah.
     Dalam perjalanan snouck hurgronje ke Indonesia, dan menuju pulau pinang. Dari pulau pinang snouck berencana masuk ke aceh, karena pulau pinang belum di kuasai oleh belanda, dengan strategi nya menyamar sebagai seorang pengembara dari eropa. Rencananya di setujui oleh den haag dan pemerintahan belanda yang ada di Batavia. Pada bulan april 1889 snouck mendarat d pulau punang. Setelah tiba di pulau pinang, dia mendapat berita bahwa rencananya tidak di setujui oleh Gubernur Van Teijn yang pada waktu itu menjadi gubernur belanda di aceh.
Pada tahun 1891, Dr. Snouck Hurgronje di angkat menjadi Penasihat Bahasa-bahasa timur dan hokum islam dari pemerintah Hindia belanda. Dalam jangka tahun itu sampai dengan Tahun1892 snouck sudah berada di aceh. Dia mempergunakan kesempatan ini untuk mempelajari aceh, penduduknya, bahasa, adat istiadat, dan pengaruh islam dalam kehidupan penduduknya.
Setelah mempelajari tentang aceh Dr. Snouck Hurgronje berhasil membuat sebuah laporan penting yaitu laporan sekitar situasi agama dan politik di aceh.Laporan nya tersebut di serahkan kepada gubernur jenderal hindia belanda Pijnacker Hirdijk, yang kemudian di terbitkan oleh pemerintah belanda dalam bentuk buku yang berjudul De Atjehers.
Tentara militer belanda ingin melakukan serangan umumnya ke tanah gayo dan alas, sebelum melakukan serangan besar-besaran tersebut Gubernur Militer Belanda di aceh ketika itu Van Hetusz.Van hetusz memerlukan persiapan yang matang dan mantap dan juga pengetehuan yang luas tentang tanah gayo dan alas. Untuk mendapatkan hal tersebut perlu di lakukan penelitian dan penyelidikan terlebih dahulu secara mendalam mengenai tanah gayo dan alas yang masih gelap bagi pemerintah belanda dan belum bisa di lakukan penyusupan oleh militer belanda ke tanah  gayo tersebut.
     Setelah di angkatnya Dr. Snouck Hurgronje menjadi penasehat politiknya yaitu seorang sarjana ahli tentang agama islam yang sangat terkenal juga pada waktu itu. Van Hetusz menganggap snouck adalah orang yang sangat tepat melakukan tugas tersebut. Akhirnya Dr. Snouck melakukan penyelidikan dan mempelajari tentang tanah gayo secara mendalam yaitu tentang penduduknya, bahasa, adat istiadat, dan tentang pengaruh agama islam dalam kehidupan masyarakatnya.Setelah melakukan penelitiannya tentang tanah gayo, Dr. Snouck Hurgronje berpikir untuk menulis dan menerbitkan buku nya sendiri tentang tanah Gayo. Buku snouck tentang tanah gayo yang terkenal dengan judul "Het Gajoland en zjine bewoners" atau "Tanah Gayo dan penduduknya". pada tahun 1903 buku ini di terbitkan juga oleh pemerintah Hindia Belanda di Batavia.
Cerita perjalanan Dr. Snouck Hurgronje yang melakukan penelitian nya ke tanah Gayo, pada pertengahan tahun1900, dia bertemu dengan seorang penduduk gayo dari daerah Isak-Linge di kampung Peureumeu daerah Meulaboh.Nama orang yang di temuinya itu Jampuk alias Nyak Putih.Dr. Snouck menganggap dia adalah anak muda yang cerdas, dan mrmpunyai pengetahuan luas tentang tanah dan rakyat gayo.Dia belajar bahasa Gayo dari anak muda tersebut yang juga mengerti bahasa aceh. Dari jampuk inilah Dr. Snouck Hugronje mendapat informasi-informasi dan keterangan yang sangat penting dan banyak mengenai tanah Gayo dan masyarakat gayo itu sendiri, juga adat istiadat, bahasa gayo, raja-rajanya, kehidupan agamanya dan banyak hal lain nya yang dapat di korek dari pemuda tadi oleh Dr. Snouck Hugronje.Snouck juga mendapatkan tambahan informasi dari orang-orang gayo lainnya yang di temukan di beberapa daerah yang di laluinya selama melakukan penelitian di antaranya daerah Blang Pidie, Gayo Lues dan juga orang-orang gayo dari Laut Tawar Takengon.
Penggambaran pertama tentang tanah gayo di buat berdasarkan keterangan jampuk, dan kemudian di robah dan di sempurnakan dengan keterangan-keterangan dari penduduk Gayo lain yang lebih lengkap.
     Setelah mendapatkan banyak infoemasi dan keterangan tentang daerah Gayo, membuat belanda semakin yakin untuk mempercepat melakukan serangan dan operasi militernya ke tanah Gayo, apalagi setelah di ketahuinya bahwa pada tahun 1901 beberapa petinggi aceh seperti sultan aceh, panglima polim, dan pemimpin-pemimpin perang aceh lainnya banyak yang mengundurkan diri ke daerah gayo.
Pemerintah Belanada mulai melakukan Penyelidikan secara mendalam mengenai  tanah gayo. Beberapa ekspedisi di lancarkan ke tanah gayo terutama ke bagian sekitar laut tawar, linge dan seebejadi.Pertama kali ekspedisi ini dilakukan oleh Van Daalen yang waktu itu juga bertugas di daerah Pantai Lhong Peusangan Aceh utara.Dia telah menjalajahi daerah kampung bintang, di hulu danau Laut tawar dan beberapa kampong lainnya terus sampai ke betung dan meulaboh.Van dallen melakuakan ekspedisi ini selama 2 bulan.Dan hingga sampai ekspedisi ke lima yang di lancarkan oleh belanda.
Dari beberapa ekspedisi yang di lakukan oleh pihak belanda dan bahan-bahan juga laporan-laporan yang mereka dapatkan, Dr. Snouck Hurgronje melengkapi bahan-bahan penulisannya.Dr. Snouck Hurgronje tidak menjelaskan tentang perlawanan rakyat terhadap pasukan ekspedisi yang di kirimkan oleh pihak belanda.Sumber-sumber rakyat menyatakan bahwa pertempuran melawan belanda terjadi di beberapa tempat, di antaranya tengebesi, di enang-enang, di bagian beruksah, dan tempat-tempat lainnya.
Dari semua hasil penelitian yang di lakukan oleh Dr. Snouck Hurgronje dan juga laporan dari beberapa ekspedisi yang di lakukan oleh militer belanda, serta nasehat-nasehat yang di berikan Dr. Snouck Hurgronje kepada Gubernur Militer Belanda Van Heutsz , semua nya di gunakan oleh pihak belanda sebagai petunjuk yang sangat penting dan tak ternilai harganya untuk mengalahkan Aceh, karena sudah sekian lama berperang melawan aceh, terjadi pertumpahan darah dimana mana dan sulit juga bagi belanda untuk menundukkan aceh. Setelah mendapatkan bahan-bahan mengenai titik kelemahan aceh ini dan keterangan-keterangan yang lengkap mengenai sistem pemerintahan aceh, Van Heutsz memerintahkan pasukan marsose yang dipimpin oleh Van Dallen yang juga telah sukses dalam melakukan ekspedisi pertama ke tanah Gayo untuk melakukan serangan ke tanah Gayo dan Alas.
Dr. Snouck Hugronje muncul dengan beragam peran, dalam perang aceh, Gayo dan Alas, dia bukan hanya sebagai seorang sarjana di bidang ilmu pengetahuan, tetapi juga muncul sebagai penyelidik, pelapor, pengadu domba, dan sebagai mata-mata pihak belanda. Dengan mempergunakan ilmu pengetahuannya tentang islam dan kehidupan aceh bukan dengan cara serangan musuh aktif seperti politik militer belanda sebelumnya, ia dapat menghancurkan rakyat Gayo dan Alas dan menguasai tanah dan rakyatnya.

Salah satu tokoh kolonial Belanda yang terkenal dan berpengaruh adalah Snouck Hurgronje (1857-1936). Snouck merupakan penasihat pemerintah Hindia Belanda dalam masalah yang berkaitan dengan Islam dan kaum pribumi. Ia memiliki pengetahuan yang mendalam tentang Islam sampai ada yang memberinya gelar sebagai Syaikhul Islam Tanah Jawi. Tetapi banyak juga yang menganggap bahwa ia seorang orientalis yang pura-pura masuk Islam dan mempelajari perilaku orang-orang Islam untuk kepentingan Belanda. Bahkan menurut Van Koningsveld, keislaman Snouck Hurgronje hanyalah tipu muslihat.  

*****
Nama lengkapnya adalah Christiaan Snouck Hurgronje, lahir pada 8 Februari 1857 di Oosterhout dan meninggal pada 26 Juni 1936 di Leiden. Dia lahir dari pasangan pendeta J.J. Snouck Hurgronje dan Anna Maria de Visser, putri dari pendeta Christiaan de Visser .

Snouck menyelesaikan pendidikan dasarnya di Oosterhout, kemudian melanjutkan ke Hogere Burgerschool (HBS) di Breda. Pada tahun 1874 dia masuk Fakultas Teologi di Universitas Leiden dan lulus menjadi Sarjana Muda pada 1878. Selesai mempelajari teologi, Snouck kemudian memasuki jurusan Sastra Arab di Universitas yang sama sampai lulus 24 November 1880. Dia meraih gelar doktor dalam bidang Sastra Semit dengan disertasi berjudul Het Mekkaansche feest (Perayaan Mekah).

Pada tahun 1884 Snouck pergi ke mekah untuk mempelajari kehidupan Islam disana terutama mempelajari pola pikir dan perilaku kaum ulama. Ia juga menyatakan masuk Islam dan memakai nama Abdul Ghaffar. Disana dia mengadakan hubungan langsung dengan ulama dan bergaul dengan para jemaah haji dari Hindia Belanda. Diantaranya Raden Abu Bakar Jayadiningrat dan Haji Hasan Mustapa, yang dari keduanya Snouck belajar bahasa Melayu. Snouck menetap di Mekah selama enam bulan dan kembali ke negaranya pada 1885.

Pada 1889 pemerintah Hindia Belanda mendatangkan Snouck ke Indonesia dan mengangkatnya menjadi penasihat untuk urusan pribumi. Tugasnya adalah melakukan penyelidikan dan memberikan nasihat kepada pemerintah mengenai urusan-urusan agama Islam. Nasehat-nasihatnya semasa kepegawaiannya kepada pemerintah Hindia Belanda pernah diterbitkan dengan judul Ambtelijke Adviezen van C. Snouck Hurgronje, 1889-1936.

Dalam urusannya menangani masalah Islam, Snouck mengkategorikannya menjadi tiga bagian.Pertama, dalam bidang ritual keagamaan atau ibadah. Dalam aspek ini Snouck menyatakan bahwa rakyat harus dibebaskan ntuk menjalankannya. Kedua, dalam bidang sosial kemasyarakatan seperti lembaga perkawinan, warisan, wakaf, dan hubungan-hubungan sosial lainnya pemerintah harus menghormati keberadaannya.

Ketiga, dalam bidang politik. Dalam masalah ini pemerintah tidak boleh memberikan toleransi dalam kegiatan apa pun yang dilakukan kaum Muslim yang dapat menyebabkan perlawanan politik atau bersenjata menentang pemerintah kolonial Belanda. Snouck menekankan pentingnya Politik Asosiasi lewat jalur pendidikan model Barat untuk rakyat pribumi. Tujuannya agar kaum pribumi terasosiasi dengan budaya Barat sehingga berkurang cita-cita Pan Islamisme dan mempermudah penyebaran agama Kristen.

*****
Selama di Indonesia Snouck alias Abdul Ghaffar menikah dengan dua putri penghulu. Yang pertama bernama Sangkana, anak tunggal Penghulu Besar Ciamis Raden Haji Muhammad Ta’ib. Dari pernikahan ini lahir empat anak yaitu Ibrahim, Aminah, Salmah Emah, dan Oemar. Setelah istrinya meninggal Snouck menikah lagi dengan Siti Sadijah,  putri  penghulu Bandung Haji Muhammad Soe’eb atau kalipah Apo. Dari pernikahan yang kedua Snouck memiliki seorang anak bernama Joesoef.

Tanggal 12 Maret 1906 Snouck kembali ke Beland dan diangkat menjadi Guru Besar Bahasa dan Sastra Arab di Universitas Leiden. Dia juga mengajar para calon-calon Zending di Oestgeest. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar